Wilayah Indonesia Timur, yang terletak di zona tumbukan tiga lempeng tektonik utama, selalu menjadi area dengan tingkat seismisitas tertinggi di dunia. Peristiwa gempa bumi Magnitudo 5,7 yang mengguncang Waropen, Papua, pada 3 Oktober 2025, adalah pengingat keras akan aktivitas geologi yang konstan. Untuk menghadapi ancaman ini, Analisis Risiko yang mendalam terhadap keberadaan sesar aktif dan potensi gempa susulan menjadi sangat krusial bagi upaya mitigasi dan keselamatan publik. Gempa Waropen tersebut, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pusat, dipicu oleh aktivitas Sesar Yapen bagian timur yang merupakan sesar aktif signifikan di perairan Teluk Cenderawasih.

Sesar-sesar aktif di Indonesia Timur, seperti Sesar Sorong, Sesar Palu-Koro, dan Sesar Yapen, memiliki karakteristik pergerakan yang kompleks dan periode ulang gempa yang bervariasi. Analisis Risiko menunjukkan bahwa setelah gempa utama, potensi gempa susulan (aftershocks) akan terus terjadi selama beberapa minggu hingga bulan, meskipun dengan intensitas yang semakin menurun. Pasca-gempa Waropen, BMKG mencatat 24 kali gempa susulan dalam 48 jam pertama, dengan magnitudo terbesar mencapai 4,2. Meskipun tidak merusak, gempa-gempa susulan ini menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat dan dapat memperburuk kerusakan pada struktur bangunan yang sudah melemah.

Oleh karena itu, diperlukan strategi komprehensif dari pihak berwenang. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Daerah Papua telah menerapkan protokol siaga tinggi di tiga kabupaten yang terdekat dengan pusat gempa. Kepala BPBD Papua, Bapak Yan Rumayauw, menginstruksikan pendirian 15 tenda pengungsian darurat di Distrik Waropen Utara dan Demba pada 4 Oktober 2025, untuk menampung warga yang khawatir dengan potensi gempa susulan. Langkah ini diambil berdasarkan Analisis Risiko bahwa ketahanan struktural rumah-rumah tradisional seringkali rendah terhadap guncangan berulang. Selain itu, TNI dan Kepolisian setempat, di bawah komando Kapolres Waropen AKBP. Samuel Wambrauw, telah menyiagakan tim SAR (Search and Rescue) untuk memastikan jalur evakuasi tetap terbuka dan distribusi bantuan logistik berjalan lancar.

Untuk jangka panjang, strategi utama adalah penguatan infrastruktur dan edukasi masyarakat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berencana untuk mempercepat audit struktur pada semua fasilitas publik dan bangunan vital, seperti rumah sakit dan sekolah, di sekitar zona sesar aktif. Audit ini diharapkan selesai pada akhir tahun 2026. Selain itu, program sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan material bangunan yang sesuai standar tahan gempa dan cara merespons peringatan dini harus diintensifkan di tingkat distrik dan kampung. Dengan Analisis Risiko yang terperinci dan tindakan mitigasi yang berkelanjutan, Indonesia Timur dapat membangun ketahanan yang lebih baik menghadapi ancaman seismik yang tak terhindarkan.